Bacaan: Yohanes 21:1-14
Di tengah aneka macam hal yang terus berubah, termasuk perubahan yang terjadi pada para murid, kita bersyukur sebab “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini, dan sampai selama-lamanya” (Ibr.13:8). Bahwa Yesus selalu mau mengasihi dan memulihkan murid-murid-Nya. Pulih menurut KBBI memiliki beberapa arti. Pulih berarti kembali (baik, sehat) seperti semula; sembuh atau baik kembali (tentang luka, sakit, kesehatan); menjadi baik (baru) lagi. Pulih bersama-sama, inilah yang terjadi pada murid-murid Yesus. Yohanes 21:1-14 menuturkan hal yang indah ini. Terhadap para murid yang meninggalkan-Nya saat menjalani penyaliban, Yesus tidak memendam sakit hati atau menolak mengampuni. Buktinya, ketika sudah bangkit Yesus mencari kesempatan untuk dapat menjumpai mereka. Menariknya, Yesus sama sekali tak mengungkit tindakan para murid yang kabur, bahkan menyangkali-Nya saat menjelang dan ketika Yesus disalibkan. Tiga kali Yesus menjumpai mereka, termasuk perjumpaan di pantai danau Tiberias. Di dalam semua perjumpaan yang terjadi, tak ada satu catatan pun yang menunjukkan bahwa Yesus masih sakit hati dengan sikap dan perlakuan mereka. Sebaliknya, mereka malah diberi kepercayaan kembali dan diutus meneruskan pelayanan Yesus. Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh 20:21). Dalam hal ini, kita melihat tindakan kasih dan langkah pastoral Yesus dalam rangka memulihkan murid-murid-Nya. Dengan telaten Yesus mengangkat rasa takut murid-murid-Nya yang sedang menyembunyikan diri di tempat dengan semua pintu terkunci (Yoh.20:19). Ada pun Tomas yang disebut Didimus dijumpai-Nya dengan pendekatan personal, hingga ia menyatakan pengakuan iman: “Ya Tuhanku dan Allahku! (Yoh.20:28).
Kasih Yesus yang bangkit dirupakan dalam bentuk keramahan yang menggembalakan para murid. Ini benar-benar memberi dampak yang sangat besar. Mereka yang selama menghadapi situasi buruk suka terkejut, takut dan kerap menyangka melihat hantu dipulihkan. Lukas mencatat apa yang terjadi pada para murid: “Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: Damai sejahtera bagi kamu! Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu” (Luk.2436-37). Ini terjadi di awal Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya yang sedang berkumpul (tanpa Tomas) di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi (Yoh.20:19). Yesus pun dikira hantu. Tuhan dikira hantu! Sebuah keadaan yang sangat mengenaskan atas para murid. Syukurlah, Yesus mengentaskan mereka dari keterpurukan ini. Keramahan yang menggembalakan memulihkan mereka. Di pantai danau Tiberias, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Lagi-lagi melalui pengalaman menebarkan jala dan mendapat sejumlah besar ikan, maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan!” (Yoh.21:6-7). Lihatlah bedanya. Sebelumnya mereka berburuk sangka terhadap realitas Yesus. Tuhan dikira hantu. Tetapi sekarang berseru: “Itu Tuhn!” Sebuah pemulihan yang luar biasa, prasangka buruk dihentikan, mereka kembali menemukan pengakuan imannya: itu Tuhan! Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau (Yoh.21:7). Mereka berpulih bersama-sama. Ini masih ditambah lagi, setibanya di darat, Yesus telah menyediakan roti dan ikan untuk semua murid-Nya. Benar-benar pemulihan yang menyeluruh, holistik, utuh, lengkap. Kata Yesus, kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah!” (Yoh.21:12). Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu.
Dengan demikian, ada benang merah dari seluruh kisah penampakkan Yesus, semua mencatat hal yang sama: keramahan Yesus yang menggembalakan para murid yang tengah berada di titik terendah kerapuhannya. Dan ini memulihkan mereka. Lalu yang sudah dipulihkan menindaklanjuti dengan memulihkan murid lain, seperti Maria Magdalena yang bersaksi bahwa Ia telah melihat Tuhan kepada murid-murid yang lain. Dan murid-murid lain pun yang saat itu sedang berkumpul (tanpa Tomas) bersaksi kepada Tomas. Maka kata murid-murid lain itu kepada Tomas: “Kami telah melihat Tuhan!” (Yoh.20:25). Kisah penampakan di Tiberias pun menegaskan hal yang sama. Inilah spirit Paskah: Dipulihkan untuk memulihkan. Pulih bersama-sama. Selamat berpulih dan memulihkan. Amin.
Pdt. Setyahadi