Kejadian 9:18 – 11:9
Sumber kasih dan persatuan
Kasih menutupi dan melindungi. Dia tidak mencari-cari kelemahan dan kesalahan orang lain. Dia tidak bersuka atas penderitaan orang lain.
Renungan hari ini dimulai dengan penjelasan yang sedikit aneh mengenai mabuknya Nuh. Fakta bahwa dia orang benar tidak berarti dia sempurna. Sem dan Yafet dipuji karena menutupi ketelanjangan ayah mereka (9:23).
Kasih dan persatuan berjalan bergandengan. Menara Babel adalah lambang perpecahan (11:1–9). Orang-orang itu berkata, ’Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita mencarikan nama untuknya...’ (Ay.4). Tindakan atas kesombongan dan mabuk kekuasaan ini menimbulkan perpecahan, disimbolkan dengan kebingungan atas perbedaan bahasa-bahasa di dunia. ‘Karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi’ (Ay.9).
Hari Pentakosta adalah kebalikan dari peristiwa Babel. Roh Kudus memampukan orang-orang berkata: ‘kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri’ (Kis 2:8). Bahasa roh melambangkan fakta bahwa Roh Kudus membalikkan perpecahan Babel dan mempersatukan semua orang dan bahasa.
Ini adalah pengalaman yang umum di masa sekarang, di saat kita menyaksikan Roh Kudus membawa kasih dan persatuan bagi seluruh jemaat, bahasa, dan negara.