Kejadian 31:1-55
Bersukacita dalam pengorbanan Allah
Pernahkah Anda dijanjikan suatu promosi yang tak kunjung datang, atau menghabiskan banyak waktu terbuang sia-sia untuk menyelesaikan beberapa tugas tanpa dibayar? Pernahkah Anda menjadi korban kecemburuan, tuduhan palsu atau tipuan sesungguhnya?
Begitu banyak bagian pada renungan ini terlihat seperti kehidupan kita sehari-hari. Dalam situasi frustrasi dan rasa sakit kita sehari-hari, sangat meyakinkan untuk mengetahui bahwa Tuhan selalu memiliki solusi bagi kita.
Dalam renungan ini, kita melihat perincian atas apa yang pada dasarnya penting, yaitu kepentingan keluarga. Mungkin Laban menerima menantu laki-lakinya begitu saja. Pastilah Yakub merasa bahwa niat baiknya telah disalahgunakan. Dia merasakan sikap Laban terhadapnya ‘bahwa Laban tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadanya' (Ay.2). Dia telah memberikan pekerjaannya 100% upaya - dia telah bekerja dengan segenap kekuatannya: ‘Juga kamu sendiri tahu, bahwa aku telah bekerja sekuat-kuatku pada ayahmu' (Ay.6).
Ketentuan pekerjaan Yakub sangatlah sulit. Mertuanya telah menjadi bos yang cukup kejam. Dia telah membuat Yakub membayar kerugian yang terjadi karena kecelakaan atau pencurian oleh orang lain (Ay.39). Kondisi kerjanya sangat tidak memuaskan (Ay.40).
Lebih buruknya lagi, dia merasa tertipu. Alih-alih menaikkan gajinya, Laban tampaknya telah mengubahnya sepuluh kali (Ay.7). Rahel dan Lea juga merasa mereka sudah sulit dikerjakan. Mereka telah dijual ke Yakub dan kemudian menyaksikan ayah mereka iri dengan keberhasilan suami mereka (Ay.14-16).
Dapat dimengerti bahwa mereka semua merasa sakit hati terhadap Laban. Namun, tanggapan mereka tidak begitu baik. Mereka semua lari ketika Laban sedang bekerja. Mereka tidak memberinya kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada anak-anak dan cucu-cucunya (Ay.25,28). Di atas semua itu, untuk beberapa alasan yang tidak bisa dimengerti, Rachel mencuri dari ayahnya tanpa memberi tahu suaminya.
Terlepas dari semua ini, Tuhan memberkati Yakub: tetapi Allah tidak membiarkan dia [Laban] berbuat jahat kepadaku' (Ay.7). Ia menjadi lebih makmur daripada Laban. Sebenarnya Tuhanlah yang telah memanggil Yakub untuk kembali ke rumah kepada Ishak dan menjanjikan dia ‘Aku akan menyertai engkau’ (Ay.3). Meski Yakub melakukan hal yang benar, cara yang dilakukan ternyata tidak benar. Namun demikian, Allah campur tangan atas namanya dengan berbicara kepada Laban dalam mimpi (Ay.24). Tetapi untuk itu, Yakub mungkin telah diutus dengan tangan hampa (Ay.42).
Pada akhirnya, mereka mendiskusikan jalan penyelesaian yang memuaskan. Di tengah-tengah renungan ini, kita melihat petunjuk-petunjuk tentang pertanda apa yang akan terjadi. Baik Yakub dan Laban memandang Tuhan untuk keadilan (Ay.53). Lalu, ada persembahan korban (Ay.54).
Sewaktu mereka mencari keadilan Allah dan mempersembahkankorban, kita diingatkan sekali lagi di kayu salib, di mana keadilan dan belas kasihan Allah bersatu.
Mari kita berdoa : Bapa, bagaimana bisa aku membalas kasih-Mu selain dengan memuji-Mu. Terima kasih bahwa Engkau adil dan penuh belas kasihan. Terima kasih atas pengorbanan Yesus. Terima kasih, pada saat ketidakadilan, aku dapat melihat-Mu untuk perlindungan dan belas kasihan. Bantu aku untuk berbelas kasih seperti Engkau berbelas kasih kepadaku.