Reborn
  
KEKUATAN KATA-KATA
Dipublikasikan pada 08 Juni 2025
4 min baca

Bacaan: Kisah Para Rasul 2:1-21

Lebih baik bicara satu kata yang bermakna daripada seribu kata yang sia-sia. Kalimat tersebut mungkin terdengar hiperbola, tetapi kenyataannya memang penting untuk berhati-hati ketika berkata-kata. Sebab kata-kata itu ibarat “sebuah peluru yang ketika sudah dilepaskan maka ia tidak dapat ditarik kembali”. Kata-kata itu memiliki kekuatan, bisa membangun atau menghancurkan. Jadi, ungkapan ini adalah peringatan bijak agar setiap orang menjaga lidah dan menggunakan kata-kata dengan bijaksana, penuh tanggung jawab.

Perkataan juga menjadi ciri khusus pada hari Pentakosta. Pada hari itu orang-orang yang percaya kepada Kristus berkumpul di Yerusalem dan mengalami 3 tanda: suatu bunyi seperti tiupan angin keras, lidah-lidah seperti lidah api, dan berbicara dalam berbagai bahasa. Roh Kudus yang turun di hari Pentakosta itu memenuhi orang-orang percaya dan para rasul itu dan membuat mereka berbicara dalam bahasa lain atau glossolalia (ayat 4). Mereka berkata-kata sesuai karunia yang diberikan Roh Kudus kepada mereka. Dan apa yang mereka katakan dapat dimengerti oleh setiap orang yang hadir dari berbagai bangsa. Para rasul itu menceritakan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah (ayat 11), hal itu membuat orang banyak yang melihat dan mendengarnya tercenggang-cenggang (ayat 12). Kekuatan kata-kata yang diilhami Roh Kudus membuat banyak orang takjub, kagum akan karya Allah.

Peristiwa Pentakosta ini membalikkan kutukan menara Babel di Kejadian 11. Pembangunan menara Babel adalah upaya kesombongan manusia untuk mencapai surga (langit) agar mereka mendapatkan kenamaan. Karena itu Tuhan menghukum mereka, menggagalkan pekerjaan mereka melalui mengacaukan kata-kata mereka. Sebaliknya Pentakosta, adalah peristiwa sorgawi dimana Tuhan turun dari sorga ke bumi dalam Roh-Nya. Roh Kudus berkarya bukan untuk mendatangkan kekacauan, tetapi sukacita, damai sejahtera dan keberanian untuk memberitakan Injil. Roh Kudus menyertai umat-Nya dan memberdayakannya untuk bersaksi tentang Yesus Kristus yang bangkit.

Dalam peristiwa Pentakosta, rasul Petrus yang telah dipenuhi Roh Kudus berdiri diantara orang banyak itu dan berkotbah (berkata-kata) dengan penuh kuasa menangkal segala fitnah keji yang dilakukan banyak orang yang menyangka para rasul itu mabuk anggur manis (ayat 13). Dalam ayat 15 Petrus menyatakan sikapnya bahwa mereka yang berbahasa lain itu bukan mabuk anggur manis karena baru pukul 9. Kekuatan kata-kata yang diilhami Roh Kudus berkuasa meredam fitnah, hoaks, dusta, tipu muslihat iblis. Sebab Roh Kudus kuasanya menyala bagaikan api membakar semangat rasul Petrus untuk berkata-kata dalam kebenaran bahwa apa yang terjadi pada dirinya dan semua orang percaya yang kepenuhan Roh Kudus itu adalah penggenapan nubuatan para nabi.

Dalam pimpinan Roh Kudus, Petrus berbicara secara jujur, perkataannya berisi kebenaran dan berkuasa membimbing banyak orang untuk bertobat, percaya kepada Kristus dan menyerahkan diri untuk dibaptis. Kekuatan kata-kata yang lahir dari kepenuhan Roh Kudus itu berkuasa membimbing orang kepada pertobatan dan percaya kepada Kristus. Perkataan Petrus telah mengubah dunia dari tadinya diliputi kuasa kegelapan dosa dalam rupa-rupa perkataan dusta, kebencian, iri hati, fitnah keji berubah menjadi dunia terang yang bercirikan kejujuran, kebenaran, penghargaan, kata-kata yang menguatkan, dan sebagainya. Pada masa kini, semua hal baik yang memberdayakan hidup akibat karya Roh Kudus itu bisa kita alami sebab kuasa Tuhan (Roh Kudus) tidak berubah dan tetap berlaku hingga kini asalkan hidup kita mau dituntun Roh Kudus setiap hari. Selamat hari Pentakosta.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini