Reborn
  
Mempertahankan Api
Dipublikasikan pada 28 Juni 2023
17 min baca

Kehidupan orang Kristen semestinya bukan seperti roda, seharusnya makin lama makin bersinar, makin naik.

Amsal berkata : Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari (Ams 20 : 18)

Di ayat lain tertulis : TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, (Ul 28 : 13)

Semestinya pula anak muda senantiasa mengandalkan Tuhan dan bukan mengandalkan retreat, kehidupan anak muda tidak boleh ditentukan oleh retreat. Ketika usai retreat kemudian hati dan rohnya berkobar-kobar namun lambat laun melemah atau mundur.

Tulisan ini mencoba menolong agar api itu tetap menyala seperti yang tertulis : Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana. Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam." (Im 3 : 12 – 13)

Langkah-langkah yang perlu dibangun :

1. Tinggal di dalam perkemahan

Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh.(Yos 5 : 8)

Setelah usai “disunat hati”, sehabis “dibongkar” / “dibersihkan” hatimu, tinggallah di dalam kemah. Tinggalah dalam :

a) Hadirat Tuhan & Firman Tuhan.

b) Keluarga – komunitas rohanimu.

2. Tetap di pusat, jangan di pinggir

Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan. (Bil 11 : 1)

Nyala api Tuhan yang dimaksud disini beda dengan api yang menyala di mezbah untuk membakar korban. Saya ingin menekankan bahwa api murka Tuhan menyala di tepi tempat perkemahan.

Biarlah kerinduan kita senantiasa ada di pusat rencana Tuhan, ada di tengah-tengah , terdepan di dalam pergerakanNya Tuhan. Ketika Tuhan bergerak disitulah kita ada. Artinya senantiasa memiliki hati yang habis-habisan, gila-gilaan, mati-matian untuk Tuhan.

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. (Yoh 20 : 3 – 7)

Perhatikan, murid yang lebih dahulu tiba itu tidak masuk ke dalam namun Petrus yang datang belakangan masuk ke dalam. Menarik karena apa yang Petrus lihat ditulis lebih detail karena Petrus masuk ke dalam. Makin ada jarak, maka apa yang kita lihat lebih kabur. Kedekatan menentukan kejelasan (clarity). Oleh sebab itu teruslah masuk, mendekatiNya.

Ingat yang Tuhan minta itu cuma 1 yaitu : segenap. Seluruhnya tanpa sisa.

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (Mrk 12 : 30)

3. Mengaku & di doakan / pergilah ke kota perlindungan

"Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu menyeberangi sungai Yordan ke tanah Kanaan, maka haruslah kamu memilih beberapa kota yang menjadi kota-kota perlindungan bagimu, supaya orang pembunuh yang telah membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. Kota-kota itu akan menjadi tempat perlindungan bagimu terhadap penuntut balas, supaya pembunuh jangan mati, sebelum ia dihadapkan kepada rapat umat untuk diadili. Dan kota-kota yang kamu tentukan itu haruslah enam buah kota perlindungan bagimu. Tiga kota harus kamu tentukan di seberang sungai Yordan sini dan tiga kota harus kamu tentukan di tanah Kanaan; semuanya kota-kota perlindungan. Keenam kota itu haruslah menjadi tempat perlindungan bagi orang Israel dan bagi orang asing dan pendatang di tengah-tengahmu, supaya setiap orang yang telah membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. (Bil 35 : 10 - 15)

Point ini berbicara mengenai pentingnya sebuah komunitas yang sehat. Tidak masalah jika engkau sedang mengalami permasalahan untuk kemudian mencari dukungan. Memang tetap fokusnya mengandalkan Tuhan. Tapi dalam melewati masa-masa sulit, memang Roh Kuduslah sumber penghiburan dan kekuatan. Namun demikian, sahabat / komunitas juga merupakan hadiah dari Tuhan. Ketika seseorang memerlukan dukungan, bukan berarti ia kurang iman atau bahkan dianggap berdosa. Ada kalanya seseorang perlu kerendahan hati, mengakui dan meminta dukungan doa. Alkitab mencatat ada kuasa dalam pengakuan. Keterbukaan, penerimaan dan kebenaran adalah kunci dalam pemulihan.

Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yak 5 : 13 – 16)

Sembuh memiliki gambaran dari sakit menjadi sehat yang berarti ada perubahan. Hal ini didahului dengan saling mengaku dosa dan saling mendoakan. Disini ternyata diperlukan selain mengaku dosa dihadapan Tuhan juga mengaku dihadapan manusia. Ketika ada keterbukaan dan ada penerimaan (saling mendoakan) dalam terang kebenaran maka disitulah pemulihan (kesembuhan) terjadi.

Sebuah contoh menarik, Tuhan tidak membiarkan, tidak melepaskan Maria untuk menanggung panggilan sebagai Ibu Yesus.

kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku. Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. (Luk 2 : 34 – 44)

Ketika Maria bertanya bagaimana mungkin, malaikat tidak mengolok, tidak menegurnya. Malaikat juga tidak berhenti pada jawaban Roh Kudus akan turun atasnya. Tetapi juga malaikat memberitahu akan mujizat yang Elizabeth sanaknya.

Dijaman itu tidak umum, tidak normal ketika seseorang menerima kunjungan Malaikat. Karena setelah 400 tahun dari kitab Maleakhi, Tuhan tidak ada relasi dengan bangsa Israel. Maria bisa saja percaya tetapi sulit untuk menjelaskannya pada orang-orang disekitarnya. Kehadiran Elizabeth merupakan pertolongan Tuhan memenuhi kebutuhan jiwa manusia. Elizabet yang bisa memahami, bisa berempati atas apa yang terjadi pada Maria. Elizabet sama-sama menerima kunjungan malaikat (pada suaminya), kalau Elizabet hamil juga mujizat karena usia tentunya juga bisa memahami hal yang supranatural sedang terjadi atas Maria.

4. Temukan KimHam – mu & Paulus / Barnabasmu

Lalu berbicaralah raja: "Baiklah KIMHAM ikut dengan aku; aku akan berbuat kepadanya apa yang kaupandang baik, dan segala yang kaukehendaki dari padaku akan kulakukan untukmu." (II Sam 10 : 38)

Kimham berarti memiliki keinginan / kerinduan yang kuat. Demikian Daud adalah orang yang memiliki kerinduan yang kuat, Daud pernah berkata lebih baik 1 hari di pelataranMu daripada ditempat lain. Temukan orang yang hatinya juga memiliki kerinduan yang kuat akan Tuhan - sefrekuensi dalam cintanya kepada Tuhan

Timotius bisa menjadi gembala di Efesus dalam usia yang masih muda, Paulus bisa menulis sebagian besar kitab Perjanjian Baru karena ada seseorang yang mencari dan memberinya kesempatan. Berikan dirimu dibimbing oleh seorang mentor.

kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau (I Tim 1 : 2)

Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. (Kis 11 : 25)

Ketika engkau sedang lemah ada beberapa hal yang kamu bisa lakukan :

a) Puasa

Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa." (Luk 5 : 33 – 35)

Ketika dirimu merasa “kehilangan mempelai pria”, itulah saat yang tepat untuk berpuasa.

b) Kembalilah pada yang semula

Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. (Why 2 : 2 – 5)

Ketika rutinitas dikerjakan sepertinya kita giat, tekun dan berjerihlelah namun disaat itulah kita juga harus waspada. Apakah yang kita lakukan keluar dari hati yang mengasihi-Nya? Tuhan berkata ketika kita kehilangan kasih mula-mula kembalilah, lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.

Contoh :

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah (Luk 2 : 41 – 46)

Tiap-tiap tahun, lazim memiliki makna yang sama : seperti yang biasanya, rutin. Hati-hati karena kita bisa saja tak merasa bahwa kita telah menjauh dariNya. Kekristenan itu perjalanan mengikutiNya bukan sebaliknya. Janganlah kita pakai asumsi / menyangka bahwa Ia seharusnya mengikuti kita. Ketika Maria dan Yusuf menyadari telah meninggalkan Tuhan, maka mereka kembali “ke titik yang semula” sampai menemukan Ia kembali. Sekalipun itu membutuhkan tiga hari lamanya.

c) Makan double porsi

maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu." Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!" Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula. Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. (I Raj 19 : 2 – 8)

Elia Sang Nabi yang heroik, usai dipakai Tuhan melakukan perkara dahsyat mendatangkan api Surga membakar korban. Gara-gara berita buru bahwa Izebel akan membunuhnya, itu menggoncang hatinya. Ia menjadi gentar dan ketakutan. Dalam seketika juga ia melupakan penyertaan Tuhan. Di saat terpuruk inilah Tuhan mengirimkan malaikat sampai 2 kali agar Elia bisa melanjutkan perjalanannya kembali. Adakalanya ketika kita ingin berhenti, disitulah saat yang tepat kita menggandakan porsi makan kita, lebih sungguh-sungguh lagi mendapatkanNya.

d) Dekatkan dirimu pada seseorang yang memiliki kerinduan yang kuat

Bentuk lain dari mendekatkan diri pada seseorang yang berapi-api, bisa dengan cara :

• Dengarkan ulang kotbah pendeta yang kotbahnya pernah membangkitkan roh di dalammu. Ketika pendeta berkotbah sedang mengalirkan aliran roh. Roh kudus menembus roh batinmu. Ketika kita mendengarkan kembali bukan untuk belajar menghafal tetapi sedang mencangkok kembali aliran kehidupan tersebut.

• Baca biografi pahlawan iman yang bukan hanya pandai berkotbah tetapi memiliki integritas dan kesaksian hidup yang baik.

• Mendekatlah, investasikan waktumu untuk sesaat bersama-sama dengan orang yang berapi-api. Api itu pasti menjilat ke sekelilingnya.

5. Bersaksi

Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. (Why 12 : 10 – 11)

Iblis dikalahkan oleh karena darah Anak Domba, dan oleh kesaksian mereka yang tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Orang yang habis-habisan, yang gila-gilaan bagi Tuhan maka kesaksiannya akan mengalahkan setan!

6. Layanilah orang lain

Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. (II Tim 2 : 2)

Kita bertumbuh saat kita menolong orang lain bertumbuh. Cara efektif melahirkan pemimpin adalah dengan memberinya kesempatan memimpin. Cara efektif belajar berenang adalah belajar berenang di dalam air. Kita bertumbuh ketika kita menjadi pelaku bukan sekedar mengajar / mendengarkan teori.

7. Ingatlah, hitunglah kebaikanNya dan pandanglah Salib

Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! (Maz 103 : 2)

Ada kuasa dalam ucapan syukur. 1 orang kusta yang kembali mengucap syukur menerima lebih dari mujizat kesembuhan tetapi juga menerima keselamatan dariNya. Hanya ucapan syukur yang kita persembahkan bagiNya. Bagi Dia mudah melakukan mujizat. Sebuah sikap ucapan syukur mengesankan Dia. Dia tidak bersorak karena mujizat, tetapi Sorga bersukacita karena 1 orang yang bertobat, 1 orang yang kembali pada PribadiNya. Orang yang kembali dan mengucap syukur menunjukkan kalau ia menghargai Sang Pemberi Mujizat bukan saja mencari tanganNya atau pemberianNya semata.

Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." (Luk 17: 15 – 19)

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
9 Orang Membaca