
Bacaan: Matius 2:13-23
Yusuf pun bangun dan mengambil Anak itu sertai ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir.
(Matius 2:14)
Kita mungkin pernah menonton video tentang kecelakaan di jalan raya. Kadang penyebabnya sepele, yaitu ketika sopir tidak mau saling mengalah. Akibatnya, terjadi serempetan yang kadang berujung fatal. Seharusnya, kita mengingat kalimat bijak yang berbunyi, “Mengalah untuk menang”. Artinya, untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, kadang kita harus mengalah, tetapi itu tidak berarti kalah.
Ketika Herodes mendengar dari para majus bahwa seorang raja telah lahir, ia sangat marah dan berencana membunuh bayi itu. Saat itulah malaikat datang kepada Yusuf dan memintanya segera berkemas untuk membawa bayi itu mengungsi ke tempat yang aman. Dengan taat, Yusuf melakukan apa yang diperintahkan kepadanya tanpa membantah, apalagi mempertanyakan pertolongan Tuhan. Karena ketaatan Yusuf, bayi itu selamat dari pembunuhan massal yang dilakukan oleh Herodes.
Mengalah adalah sikap yang membutuhkan kebesaran hati, kebijaksanaan, dan cinta, yang selalu berusaha mencari cara terbaik untuk mencapai hasil terbaik. Komunikasi dalam keluarga dapat menjadi renggang ketika tidak ada yang mau mengalah, merasa paling benar, dan memaksakan kehendak. Kita tentu tidak ingin membiarkan suasana permusuhan mewarnai hubungan dengan keluarga besar. Maka, mari hadirkan cinta satu sama lain, tidak perlu ngotot, dan utamakan sikap mengalah demi mewujudkan kebaikan bagi semua.
DOA:
Tuhan yang penuh kasih, buanglah ego kami, biarlah hati kami selalu dihangatkan oleh api cinta-Mu untuk kami pancarkan di sekitar kami. Amin.