Bacaan: 1 Samuel 25:36-42
… Hati Nabal riang gembira dan ia mabuk sekali. Perempuan itu pun tidak menceritakan apa-apa kepadanya sampai fajar menyingsing.
(1 Samuel 25:36)
Ada nasihat bijak yang mengatakan bahwa jika kita hendak membicarakan hal penting atau serius, kita perlu memperhatikan waktu, tempat, dan cara yang tepat. Umumnya, orang berpendapat bahwa waktu terbaik untuk berbicara dengan orang lain adalah saat orang tersebut sedang merasa senang dan senggang, sehingga ia akan lebih mudah diajak berbicara.
Kita belajar dari Abigail tentang bagaimana mengajak bicara pasangan kita atau orang lain. Abigail mengetahui saat yang tepat untuk berbicara kepada Nabal, suaminya. Ia tidak berbicara saat suaminya sedang riang gembira, juga tidak berbicara saat suaminya sedang mabuk berat. Mabuk di sini berarti berbuat di luar kesadaran atau lupa diri. Abigail ingin menyampaikan kisahnya saat Nabal dalam keadaan sadar penuh, tidak mabuk. Abigail pun memilih waktu pagi hari untuk berbicara dengan Nabal, yaitu ketika pikirannya segar dan jernih. Meskipun Nabal terkejut dengan kisah yang diceritakan istrinya, ia mendengarkannya dengan sadar dan pikiran yang segar.
Sering kali, kita mengajak bicara atau menceritakan hal penting tanpa memperhatikan kesiapan orang yang kita ajak bicara. Kesiapan di sini ditandai dengan pikiran yang segar serta dalam kondisi yang baik, sehat, dan sadar. Mari kita terapkan cara Abigail ini. Ajaklah orang lain bicara saat pikirannya segar dan sadar.
DOA:
Tuhan, ajarlah kami untuk peka akan kesiapan orang yang akan kami ajak bicara. Kami mau sabar menunggu kesiapannya. Amin.