Bacaan: Mazmur 17:1-15
Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. (Mazmur 17:8)
Burung rajawali biasa membangun sarangnya di puncak gunung yang terjal. Ketika badai datang menerjang dengan hujan dan angin kencang, sang rajawali melindungi anak-anaknya di bawah sayapnya yang besar dan kuat. Meskipun badai itu ganas, anakanak rajawali tetap aman di bawah perlindungan sayap sang induk.
Dalam Mazmur 17, Daud menggambarkan TUHAN sebagai tempat perlindungan umat-Nya di tengah badai permasalahan yang menerpa. Daud menyadari bahwa hanya TUHAN satusatunya tempat berseru meminta perlindungan. Daud merasa bahwa TUHAN begitu mengasihinya, dan menganggap Daud berharga seperti biji mata-Nya sendiri. Karena itu, dalam kondisi terdesak dan terhimpit oleh kejaran para musuh yang hendak mencelakainya, Daud memutuskan untuk datang kepada TUHAN, bukan manusia. Ia berseru mencari TUHAN dan menyampaikan segala keluh kesahnya. Ia meminta agar TUHAN menaunginya dalam sayap- Nya yang kuat.
Dalam pergumulan hidup, sering kali kita cenderung mengeluh dan lebih suka mencari bantuan pada manusia. Kita berharap mereka dapat membantu kita keluar dari pergumulan berat yang sedang kita alami. Namun, sering kali harapan tersebut berujung pada kekecewaan. Mengapa? Karena kita lupa, manusia hanyalah alat yang Tuhan pakai untuk menolong kita, bukan sumber pertolongan. Mari kita meneladani Daud yang senantiasa mencari perlindungan Tuhan, datang kepada-Nya, dan bernaung dalam lindungan sayap-Nya.
REFLEKSI:
Tuhan satu-satunya tempat kita berlindung, bukan manusia. Dalam naungan sayap-Nya, kita pun aman di tengah badai permasalahan yang menerpa.