Pendahuluan
Minggu yang lalu kita belajar bahwa Tuhan adalah pemilik hidup kita. Roma 14:8 berkata Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Ayat ini semakin terasa personal jika kata kita diubah menjadi nama diri kita sendiri-sendiri.
Melalui pengubahan kata ini, kita langsung di sadarkan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya pribadi yang memiliki kuasa dan hak mutlak atas hidup kita oleh karena kita adalah milik Tuhan.
Oleh sebab itu, dari Filipi 1:21-24 kita akan belajar satu tema Yesus itu Segalanya Bagiku. Dari Teks ini, kita setidaknya akan menemukan tiga kebenaran penting tentang Tuhan.
Tiga Kebenaran Utama
1. Yesus Kristus adalah tujuan dan pusat hidup kita (ayat 21).
Firman Tuhan pada ayat 21 berkata Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Konteks ayat ini adalah ketika Rasul Paulus sedang berada di penjara Roma. Rasul Paulus melihat apa yang terjadi dan menimpa dirinya dengan cara pandang baru. Bagi Rasul Paulus, hidup adalah Kristus. Apa maksudnya?
Ketika Rasul Paulus berkata karena bagiku hidup adalah Kristus (zēn Christos) ia disatu sisi sedang menceriterakan apa yang telah terjadi dalam hidupnya dahulu dan bagaimana ia memandang/memperlakukan hidupnya saat ini.
Kata hidup adalah Kristus (zēn Christos) dalam konteks sastra, dapat diartikan sebagai "hidup dalam Kristus" atau "menjadi seperti Kristus". Jadi pada waktu Rasul Paulus mengatakan bahwa karena bagiku hidup adalah Kristus, ini memiliki arti bahwa:
a. Ia menyadari bahwa hidup yang saat ini dijalaninya sepenuhnya dimiliki oleh Kristus. Rasul Paulus menanggalkan hidup manusia lamanya dan sepenuhnya menghidupi hidup baru yang sepenuhnya dimiliki, dikendalikan dan digerakkan oleh Yesus Kristus. Dalam konteks Filipi 1:21, Paulus sedang membahas tentang kemungkinan dirinya akan dibebaskan dari penjara atau mati. Ia mengatakan bahwa ia akan bahagia jika ia dibebaskan dan dapat melayani Kristus lebih lanjut. Namun, ia juga mengatakan bahwa ia akan bahagia jika ia mati dan dapat bertemu dengan Kristus.
b. Tujuan dari proses kehidupan yang sedang ia jalani adalah menjadi serupa dengan Kristus. Disisi yang lain kata hidup adalah Kristus (zēn Christos) juga merujuk kepada sifat dan karakter Yesus Kristus yakni sempurna dalam kasih, kekudusan, dan keadilan. Rasul Paulus ia ingin hidup seperti Kristus. Ia ingin menjadi serupa dengan Kristus dalam karakter dan tindakannya. Ia ingin mengasihi mengasihi orang lain seperti Kristus mengasihinya, dan dia ingin melayani orang lain seperti Kristus telah melayaninya.
Kebenaran ini juga berlaku bagi setiap kita para murid Kristus yang telah mengalami kuasa salib-Nya. Kita harus memandang bahwa bagiku hidup adalah Kristus. Ini berarti bahwa:
1. Hidup kita telah diubah oleh Kristus. Kita harus melihat hidup kita sebagai kehidupan yang telah di ubahkan secara radikal sejak kita percaya kepada Yesus Kristus. Kita telah dilahirkan kembali dan sekarang hidup dipimpin oleh Roh Kudus.
2. Hidup kita harus didasarkan pada Kristus. Kita harus terus menjaga komitmen hidup yakni menjadikan Kristus sebagai tujuan sekaligus pusat hidup kita. Hidup kita hanya untuk memuliakan Kristus dan untuk melakukan kehendak-Nya.
3. Hidup yang penuh dengan sukacita dan pengharapan. Frasa ini menunjukkan bahwa orang yang percaya kepada Kristus memiliki sukacita dan pengharapan yang sejati. Mereka tahu bahwa mereka telah diselamatkan oleh Kristus dan bahwa mereka akan hidup selamanya bersama-Nya.
2. Yesus Kristus adalah sumber sukacita dan pengharapan kita (ayat 22).
Pada ayat 22 firman Tuhan berkata Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. ‘
Pada ayat 21 Paulus menyebutkan tentang kematian bahwa kematian justru sebagai suatu moment dimana ia memperoleh keuntungan besar (kerdos). Keuntungan besar yang Paulus maksudkan disini adalah melalui kematian ia dapat pergi dan tinggal bersama dengan Yesus Kristus yang adalah tujuan dan pusat hidupnya (ayat 23).
Dan di ayat 22 Paulus menyebut tentang kehidupan. Bagi Paulus apabila ia masih diberi kesempatan hidup di dunia, itu berarti ia sedang mendapat perintah dan kepercayaan dari Yesus Kristus (pusat hidupnya) untuk menghasilkan buah.
Kata menghasilkan buah (karpos ergou) adalah kalimat Yunani yang berarti "buah dari pekerjaan". Kalimat ini muncul dua kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Filipi 1:22 dan 1 Timotius 4:14. Kata menghasilkan buah (karpos ergou) pada ayat ini mengacu pada hasil atau konsekuensi dari suatu pekerjaan. Dalam konteks Filipi 1:22, kata ini mengacu pada hasil dari pekerjaan pelayanan Paulus. Ini berarti bahwa Tuhan tidak menginginkan kita stagnan, tetapi terus bergerak maju dan berhasil.
Dalam konteks teologis, kata menghasilkan buah dapat diartikan sebagai hasil dari pekerjaan Tuhan di dalam hidup kita. Pekerjaan Tuhan di dalam hidup kita dapat menghasilkan buah-buah yang baik, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, dan kelemahlembutan (Galatia 5:22-23).
Inilah yang dimaksudkan dengan Yesus Kristus adalah sumber sukacita dan pengharapan kita. Ketika kita harus mati, itu berarti kita sedang memperoleh keuntungan besar. Namun ketika kita harus masih menjalani proses hidup yang rumit, itu berarti bahwa kita pasti akan dapat menghasilkan buah bagi kemuliaan nama Tuhan.
Hal ini dapat kita lihat dari bentuk kata menghasilkan buah yang ditulis dalam bentuk noun-genitive neuter singular. Bentuk genitive disini digunakan untuk menyatakan hubungan kepemilikan atau asal-usul. Jadi ini berarti bahwa Tuhan akan selalu memberikan buah kepada setiap orang yang mau bekerja untuk menghasilkan buah. Inilah pengharapan kita di dalam Yesus Kristus.
3. Yesus Kristus adalah kekuatan kita (ayat 23-24)
Rasul Paulus pada ayat 23-24 menyebutkan tentang “dilemma hidup”yang sedang dijalaninya. Pada ayat 23 Rasul Paulus mengakui dengan jujur bahwa pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus adalah suatu pilihan yang jauh lebih baik. Itu adalah keuntungan besar baginya.
Kata Jauh lebih baik digunakan untuk membandingkan dua hal, yaitu hidup dan mati. Paulus mengatakan bahwa mati dan tinggal bersama Yesus Kristus adalah lebih baik baginya daripada hidup di dunia ini.
Namun pada ayat 24 dimulai dengan kata tetapi. Kata sederhana ini memiliki pesan yang begitu penting bagi kita semua. Kata ini digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau pernyataan yang bertentangan atau berbeda. Dalam konteks Filipi 1:24, kata tetapi digunakan untuk menghubungkan dua keinginan Paulus yang berbeda, yaitu untuk hidup dan melayani jemaat Filipi, atau untuk meninggal dan bertemu dengan Kristus (itu jauh lebih baik).
Namun pada akhirnya Rasul Paulus berkesimpulan bahwa melayani jemaat Filipi adalah sesuatu yang lebih perlu, sesuatu yang lebih esensi. Kata lebih perlu merupakan kata pembanding atau komparatif dari kata jauh lebih baik (ayat 23).
Ini berarti bahwa bagi Rasul Paulus meskipun mati dan tinggal bersama dengan Yesus Kristus adalah sesuatu yang membahagiakan dan menyenangkan, namun Rasul Paulus juga sadar bahwa ada sesuatu yang jauh lebih perlu dari pada kesenangan dan kenyamanannya. Ini menunjukkan bahwa Paulus mengandalkan kekuatan Tuhan untuk menjalani hidup dan pelayanannya. Ia tahu bahwa ia tidak akan mampu melakukan hal-hal ini dengan kekuatannya sendiri.
Kebenaran ini juga menyadarkan kita bahwa ketika kita mengandalkan Tuhan, kita akan mengalami kekuatan-Nya dalam hidup kita. Kita akan menjadi lebih kuat untuk menghadapi tantangan, dan kita akan mampu melakukan hal-hal yang tidak mungkin kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri.
Refleksi Penutup
Hari ini kita telah belajar tentang tiga kebenaran penting tentang Yesus Kristus:
1. Yesus Kristus adalah tujuan dan pusat hidup kita. Dia adalah alasan kita hidup dan kita harus hidup untuk Dia.
2. Yesus Kristus adalah sumber sukacita dan pengharapan kita. Dia memberi kita sukacita yang sejati dan pengharapan yang tidak akan pernah gagal.
3. Yesus Kristus adalah kekuatan kita. Dia memberi kita kekuatan untuk menghadapi tantangan apa pun dalam hidup.
Marilah kita merenungkan kebenaran-kebenaran ini dalam hidup kita. Marilah kita menjadikan Yesus Kristus sebagai tujuan hidup kita, sumber sukacita dan pengharapan kita, dan kekuatan kita.
Dalam seminggu ini marilah kita melatih diri dengan beberapa komitmen dasar berikut ini:
1. Tetaplah fokus pada Yesus Kristus. Bacalah firman Tuhan, berdoalah, dan ambil waktu untuk menghabiskan waktu bersama Dia.
2. Bergantunglah pada Yesus Kristus untuk sukacita dan pengharapan Anda. Ingatlah bahwa Dia selalu ada untuk Anda, bahkan di saat-saat tergelap.
3. Mintalah kekuatan Yesus Kristus dalam menghadapi tantangan hidup Anda. Dia akan memberi Anda kekuatan yang Anda butuhkan untuk mengatasinya.
Marilah kita hidup sebagai orang-orang yang telah ditransformasikan oleh kasih Yesus Kristus. Marilah kita hidup untuk Dia, mengandalkan Dia, dan memuliakan Dia dalam segala hal yang kita lakukan.