Bacaan: Ester 5:1-14
Pada hari itu Haman keluar dengan hati riang gembira. Tetapi, ketika Haman melihat Mordekhai di pintu gerbang istana raja tidak bangkit atau bergerak menghormati dia, panaslah hati Haman terhadap Mordekhai.
(Ester 5:9)
Winston Churchill adalah Perdana Menteri Inggris pada masa Perang Dunia II. Ia memimpin Inggris melawan kekuatan Nazi di Eropa. Dalam kesehariannya, Churchill dikenal sering mengalami perubahan suasana hati yang tajam. Kadang-kadang, ia menunjukkan semangat tinggi, inspiratif, dan mampu membuat keputusan besar dengan cepat. Namun, pada waktu lain, ia bisa merasa putus asa dan sedih menghadapi tugasnya yang berat. Kondisi ini kadang memengaruhi cara kerja dan hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.
Bacaan kita hari ini juga mengisahkan tentang perubahan suasana hati dalam diri Haman, seorang pembesar kerajaan Persia. Dikisahkan bagaimana Haman keluar dari istana dengan hati yang riang gembira. Ia mempunyai kekayaan dan kekuasaan. Bahkan, ia diundang mendampingi raja oleh Ester untuk hadir dalam perjamuan yang diadakannya. Namun, ketika Haman berpapasan dengan Mordekhai, Mordekhai tidak menunjukkan sikap hormat. Situasi itu membuat Haman marah. Istrinya lantas menghasut Haman untuk membuat tiang gantungan bagi Mordekhai.
Penting bagi kita untuk mencermati suasana hati kita. Hal-hal negatif seperti rasa iri, kemarahan, atau kebanggaan pada halhal semu seperti kekayaan dan kekuasaan, akan memengaruhi sikap dan tindakan kita. Kita perlu mengandalkan kuasa Roh Kudus untuk membantu kita menguasai diri, terutama saat mengalami perubahan suasana hati.
REFLEKSI:
Kebaikan hati memiliki kekuatan untuk menyebarkan kebahagiaan dan membuat dunia di sekitar kita lebih cerah.